- Cahaya dari Timur : Beta Maluku
Film Cahaya dari Timur : Beta Maluku terinspirasi dari perjuangan Sani Tawainella yang diperankan Chicco Jerikho, mantan atlet sepak bola U-15 Indonesia di Piala Asia tahun 1996. Film hasil karya dari sutradara Angga Dwimas Sasongko ini menceritakan bagaimana Sani membebaskan anak-anak di kampungnya dari konflik agama melalui sepak bola hingga mewakili Maluku di Kejuaraan Nasional. Namun, perjalanan tidak berhenti sampai di situ saja karena konflik agama tetap ada dalam tim sepak bola tersebut.
Film yang rilis pada 2014 ini memiliki latar nuansa Indonesia bagian Timur khususnya Ambon, Maluku.
2. 6,9 Detik
Film yang terinspirasi dari perjuangan Aries Susanti Rahayu, dikenal dengan Ayu, yang mencetak rekor dunia dengan waktu 6,9 detik dalam cabang olahraga panjat tebing di Federation of Sport Climbing (IFSC) World Cup di Xiamen, Tiongkok.
Ternyata film 6,9 detik yang dirilis pada 2019 lalu diperankan oleh Ayu sendiri. Film ini menceritakan seorang anak TKW yang ingin meraih mimpinya. Lola Amaria sang sutradara mengemas sebuah kisah mengharukan yang menggambarkan perjuangan Ayu untuk menjadi atlet yang membanggakan Indonesia.
3. 3 Srikandi
Film yang disutradarai oleh Iman Brotoseno menceritakan tiga atlet panahan perempuan yang berhasil mendapatkan medali perak di Olimpiade Musim Panas 1998 di Seoul, Korea Selatan. Berawal dari tiga perempuan yang memiliki keinginan menjadi atlet panahan dan akhirnya terpilih menjadi wakil Indonesia pada Olimpiade di Korea Selatan.
Pelatih mereka Donald Pandiangan yang diperankan oleh Reza Rahardian awalnya menolak karena kekecewaannya pada 1980. Tahun itu ia gagal mengikuti olimpiade panahan di Moskow karena permasalahan politik. Tiga srikandi yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari sebagai Nurfitriyani, Chelsea Islan sebagai Lilies Handayani, dan Tara Basro sebagai Kusuma Wardhani dapat memenangkan Olimpiade di Seoul berkat tangan dingin Donald. Film ini turut diwarnai konflik keluarga, percintaan, ekonomi, dan politik.
4. Susi Susanti – Love all
Susi Susanti – Love All merupakan film yang diadaptasi dari cerita Susi Susanti dan diperankan Laura Basuki. Susi Susanti adalah atlet bulutangkis tunggal putri yang mendapatkan medali emas di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992. Film ini juga menceritakan konflik kerusuhan tahun 1998. Sebagai keturunan Tionghoa, Susi mengalami diskriminasi dan tekanan dari luar maupun dalam negeri. Di balik konflik yang memanas tentang etnis, terdapat kisah cinta antara Susi Susanti dan Alan Budikusuma (diperankan Dion Wiyoko) yang dulunya seorang atlet bulutangkis cabang tunggal putra peraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.
Film Susi Susanti – Love All yang disutradarai oleh Sim F. dan dirilis pada tahun 2019 mendapatkan nominasi film terbaik pada Film Festival Indonesia 2020.
5. Eko Yulia Irawan The Movie
Film pendek berdurasi 10.25 menit ini dirilis pada Agustus 2021 oleh SFIDNFITS. Film yang menggambarkan perjuangan Eko Yulia Irawan, atlet angkat besi yang berhasil memperoleh banyak medali di beberapa kejuaraan internasional cabang olahraga angkat besi.
Film ini menceritakan Eko yang dulunya menggembala kambing lalu tidak sengaja menemukan sasana angkat besi dan diajak masuk klub tersebut. Ayahnya bekerja sebagai tukang becak dan ibunya adalah pedagang sayur. Hal inilah yang membuat Eko berkeinginan untuk menjadi atlet angkat besi dan mengangkat derajat orang tuanya.
Dalam olimpiade pertamanya di Beijing (2008), Eko mendapatkan medali perunggu. Ia kembali memenangkan medali perunggu di London 2012 dan medali perak di Rio 2016 juga Tokyo 2020. Eko mencetak sejarah sebagai atlet Indonesia yang menyumbangkan mndali dalam empat olimpiade berturut-turut.