Tempat berkumpul para Filmmaker. Berbagi Ilmu, Cerita dan Berita

Ini Dia 6 Film Indonesia Peraih Piala Citra Terbanyak Sepanjang Sejarah

Piala Citra menjadi salah satu piala penghargaan paling bergengsi bagi insan perfilman Indonesia. Piala yang diberikan di Fesival Film Indonesia (FFI) ini dianugerahkan kepada dunia perfilman berkualitas Tanah Air. Markicek! Mari kita cek 6 film Indonesia peraih Piala Citra terbanyak sepanjang sejarah!

  • Penyalin Cahaya (12 Piala Citra)
Para pemain dan sutradara film Penyalin Cahaya [Instagram/penyalincahaya]

Film karya Wregas Bhanuteja ini diperankan oleh Shenina Cinnamon sebagai Suryani, siswi pintar yang menjadi korban kekerasan seksual. Film ini menceritakan tentang Suryani yang tak tinggal diam dengan kasus kekerasan seksual, ia berupaya mengusut dalang di balik perbuatan bejat ini.

Penyalin Cahaya bikin gempar lantaran menyamai rekor Perempuan Tanah Jahanam dengan 17 nominasi di FFI. Dari yang 17 ini, Penyalin Cahaya membawa pulang selusin Piala Citra termasuk Film dan Sutradara Terbaik.

Film Marlina (@cinesurya/instagram).

Marlina benar-benar ugal-ugalan. Di layar lebar, ia memenggal kepala pria pelaku pelecehan seksual. Di karpet merah FFI, karya sineas Mouly Surya memanen 14 nominasi Piala Citra. Malam puncak FFI 2018 menjadi saksi kesaktian  Marlina, yang menyapu 10 piala sekaligus menobatkan diri sebagai film peraih Piala Citra terbanyak, mengalahkan Ibunda karya sutradara legendaris Teguh Karya.

  • Ibunda (9 Piala Citra)
Pøster film Ibunda. (Foto: Dok. Nusantara Film/ IMDb)

Ibunda, film karya sang maestro Teguh Karya. Ini salah film Indonesia terbaik di era klasik. Film ini dirilis pada tahun 1986, Ibunda kebanjiran kritik positif.  Ibunda menang 9 Piala Citra termasuk Film dan Sutradara Terbaik. Aktris Tuti Indra Malaon yang tampil effortless namun sangat memesona menang Pemeran Utama Wanita Terbaik. Ditonton sekarang pun, konten Ibunda tetap relevan sekaligus menohok.

  • Tjoet Nja’ Dhien (8 Piala Citra)
Film Tjoet Nja' Dhien. [YouTube/ Erros Djarot's Creative Corner]

Eros Djarot bagai arsitek yang membangun ulang dunia pahlawan asal Tanah Rencong, Tjoet Nja Dhien. Film ini adalah mahakarya Eros Djarot yang tak terulang lagi hingga kini. Berkat kegigihannya, ia meraih 3 Piala Citra untuk Sutradara, Penulis Skenario, dan Cerita Asli Terbaik. Christine Hakim mengukuhkan diri sebagai diva layar perak, dengan meraih Piala Citra keenam. Film ini menang delapan Piala Citra termasuk Film Terbaik.

  • Pacar Ketinggalan Kereta (8 Piala Citra)
Poster film Pacar Ketinggalan Kereta. (Foto: Dok. Perfini Film/ IMDb)

Pacar Ketinggalan Kereta masuk daftar film Indonesia peraih Piala Citra terbanyak. Film ini bertabur bintang dari aktor hingga superstar. Karya Teguh Karya ini mempertemukan aktor watak Rachmat Hidayat dengan aktris teater Tuti Indra Malaon. Keduanya memenangi Piala Citra lewat film ini.

Di sisi lain, ada idola remaja era itu yakni Onky Alexander dan Ayu Azhari. Konfigurasi pemain yang ciamik plus naskah jempolan mengantar Pacar Ketinggalan Kereta meraih delapan Piala Citra termasuk Film Terbaik.

  • Kucumbu Tubuh Indahku (8 Piala Citra)
Kucumbu Tubuh Indahku (Instagram/ fourcoloursfilms)

Karya Garin Nugroho ini melenggang di Venice Independent Film Critic hingga Asia Pacific Film Awards, tapi malah ditolak sejumlah kalangan di negerinya sendiri karena naskhanya mengandung unsur LGBT.

Tapi toh, penolakan ini tak membuat Kucumbu Tubuh Indahku kehilangan apresiasi dari kritikus dan pencinta sinema. Meraih 12 nominasi Piala Citra, Kucumbu Tubuh Indahku memetik kemenangan di delapan kategori termasuk Film Terbaik.

Itulah beberapa film Indonesia peraih Piala Citra terbanyak sepanjang sejarah. Keren-keren banget kan!

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts
Read More

Adhisty Zara diganti dalam Sekuel dari film Dua Garis Biru?

Namun lanjutan film kali ini ternyata tidak memainkan role Adhisty Zara seperti film sebelumnya. Dimana Dara akan diperankan oleh orang lain. Rasanya perlu alasan yang lebih jelas mengapa peran Adhisty Zara diganti, karna tokoh Dara sekali sangat iconic dengan pemeran Zara. Mari lihat artikel sepenuhnya...