1. Riri Riza
Mohammad Rivai Riza atau Riri Riza lahir di Makasar pada 2 Oktober 1970, ia merupakan sutradara sekaligus produser dan penulis naskah di film layar lebar Indonesia.
Riri Riza pertama kali berkecimpung dalam dunia film pada tahun 1998 saat menjadi sutradara film Kuldesak. Beberapa karya film garapan Riri Riza yang paling terkenal seperti (2000), Ada Apa Dengan Cinta? (2002), Gie (2005), Laskar Pelangi (2008), Sang Pemimpi (2009), Sokola Rimba (2013), Athirah (2016), Kulari ke Pantai (2018), Bebas (2019), dan yang akan dirilis pada 2021 ini adalah film Paranoia yang bergenre drama thriller.
Riri Riza pernah memenangkan penghargaan dalam kategori Sutradara Terbaik pada Festival Film Bandung (2008), Asian Festival Film (2013), TV Indonesia Movie Awards (Gie) dan Indonesia Film Festival (Athirah).
2. Arifin C. Noer
Arifin Chairin Noer lahir di Cirebon pada 10 Maret 1941 dengan salah satu filmannya yaitu Rio Anakku pada 1973, Arifin adalah seorang sutradara teater dan film yang kerap mendapatkan Piala Citra untuk penghargaan film, sutradara, dan penulis skenario terbaik.
Film lainnya hasil karya Arifin adalah Suci Sang Primadona, Serangan Fajar, Djakarta 1966, Biarkan Bulan Itu, Taksi dan masih banyak lagi. Filmnya yang berjudul Serangan Fajar dinobatkan menjadi film terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia tahun 1982. Pada tahun 1990 film Taksi dinyatakan sebagai film terbaik FFI dan mendapat 6 Piala Citra. Masih banyak film lainnya yang mendapat penghargaan.
Film kontroversialnya yang berjudul pengkhianatan G 30-S/PKI adalah film yang disutradarainya pada tahun 1984 lalu mendapat julukan “Superinfra Box-Office” dan diwajibkan diputar di semua stasiun televisi setiap 30 September untuk memperingati Gerakan 30 September tahun 1965.
3. Joko Anwar
Mungkin nama ini tidak asing bagi kalian pecinta film horor Indonesia.
Joko Anwar lahir pada 3 Januari 1976. Ia adalah seorang aktor, penulis scenario, produser, sutradara, dan kritikus film. Film pertama yang disutradarainya adalah Janji Joni pada 2005.
Pada tahun 2007, film Kala yang ditulis sekaligus disutradarai oleh Joko Anwar dengan judul internasional Dead Time disebut sebagai film noir pertama Indonesia dan mendapat pujian dari kritikus Internasional. Dalam majalah film terkemuka di Inggris, Sight & Sound, Joko dijuluki sebagai “Salah satu sutradara tecerdas di Asia”.
Joko Anwar juga dipuji oleh kritikus Richard Corliss dari majalah TIME karena karya filmnya yang berjudul Pintu Terlarang dengan judul internasional Forbidden Door, “Cerdas sekaligus ‘sakit’, film ini bisa menjadi kartu panggilan buat Joko Anwar sebagai sutradara kelas dunia,”.
Karya lainnya dari Joko Anwar yaitu, Pengabdi Setan (2017), film pendek berjudul A Mother’s Love, Perempuan Tanah Jahanam (2019), Gundala (2019), dan lain lain.
4. Garin Nugroho
Garin Nugroho adalah seorang sutradara, penulis skenario, dan produser film asal Indonesia yang lahir pada 6 Juni 1961. Ia pertama kali dikenal dengan film pertamanya yaitu Cinta dalam Sepotong Roti pada tahun 1990. Film ini mendatangkan perhargaan untuk Garin kategori Sutradara Pendatang Baru di Asia-Pasific Film Festival.
Filmnya yang berjudul Surat untuk Bidadari (1992) adalah film yang pertama kali membawanya ke panggung film internasional.
Pada tahun 2019, filmnya yang berjudul Kucumbu Tubuh Indahku adalah film yang mengangkat tema LGBT dan membawanya mendapat penghargaan seperti sutradara pilihan Tempo ajang Festival Film Tempo, sutradara terbaik ajang Festival Film Indonesia 2019, dan penyutradaraan terpilih dalam ajang Piala Maya 2019.