1. Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak (2017)
Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak merupakan hasil karya sutradara perempuan, Mouly Surya pada 2017 lalu. Film ini meraih banyak penghargaan mulai dari aktor, sutradara, skenario terbaik, dan masih banyak kategori lainnya.
Kesuksesan berawal saat terpilihnya film ini untuk diputar dalam Festival Film Cannes 2017 dan menjadi satu-satunya film panjang (durasi 1 jam 33 menit) dari Asia Tenggara yang terpilih. Dalam ajang festival internasional, film Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak sukses di Festival Film Toronto dan Festival Film Selandia Baru.
Prestasi film ini tidak hanya diakui kancah internasional. Di dalam negeri sendiri, Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak mendapat sepuluh penghargaan dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2018. Selain itu, mewakili Indonesia untuk mengikuti seleksi nominasi dalam ajang perfilman paling bergengsi di dunia, Academy Award 2019 pada kategori Best Foreign Language Film.
2. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)
Film yang dirilis pada 2019 lalu menceritakan unsur maskulinitas dan feminim dalam satu peran, karya Garin Nugroho ini pertama kali di Festival Film Internasional Venesia ke-75. Meski meimiliki kontroversial di Indonesia, film ini sukses menuai decak kagum di luar negeri.
Film Kucumbu Tubuh Indahku mendapatkan tiga penghargaan internasional kategori “Film Terbaik” di Venice Independent Film Critic, Festival Des 3 Continents, dan Asia Pacific Screen Awards.
3. Sekala Niskala (2018)
Film Sekala Niskala karya Kamila Andini tentang kisah dua anak kembar, yakni Tantri dan Tantra. Mereka bertempat tinggal di wilayah Bali. Tantri mengetahui bahwa saudara kembarnya yang bernama Tantra menderita penyakit yang akan membuat nyawanya hilang. Otak Tantra mulai lemah dan ia pun harus kehilangan kemampuan inderawinya secara perlahan.
Demi menghilangkan rasa rindu yang kian meningkat, mereka akhirnya menjalin koneksi dalam dunia fantasi. Di tengah malam, Tantri terbangun dan selalu melihat saudaranya. Pertemuan tersebut menjadi salah satu cara bagi mereka untuk bisa bermain bersama. Tantri bisa menari dengan makhluk yang tak kasatmata.
Film ini pertama kali di tayangkan dalam ajang Busan International Film Festival, Toronto International Film Festival, dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Sekala Niskala juga memenangkan penghargaan dari Asia Pasific Screen Awards 2017 serta Tokyo FILMeX International Film Festival 2017.
4. Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Film Perempuan Tanah Jahanam Joko Anwar menghadirkan unsur perempuan dalam setiap karya-karyanya, salah satunya dalam film horor-thriller “Perempuan Tanah Jahanam“. Film “Perempuan Tanah Jahanam” diputar pada dua festival film bergengsi dunia, yaitu Sundance Film Festival dan International Film Festival Rotterdam pada Januari 2020.
Film ini juga diputar di Buncheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) sekaligus menjadi Korean Premier dan memenangkan Melies International Festival Federation (MIFF) untuk Best Asian Film.
Slide 7:
5. Turah (2017)
Film Turah dirilis pada 2017 lalu hasil karya Wicaksono Wisnu Legowo. Film ini menceritakan tentang kerasnya persaingan hidup yang menyisakan dari orang-orang kalah di Kampung Tirang. Mereka semua dijangkiti oleh sifat pesimisme dan juga diliputi perasaan takut. pada Darso, yaitu juragan kaya yang telah memberi para penduduk ‘kehidupan’. Hingga akhirnya, Turah dan Jadag memunculkan optimism, mendorong mereka untuk melawan rasa takut yang sudah akut tersebut, dan juga meloloskan diri dari narasi yang sangat penuh kelicikan.
Film ini pesat dikancah internasional dan mendapatkan beberapa penghargaan. Penghargaan demi penghargaan diterimanya, yakni Singapore International Film Festival 2016, Bengaluru International Film Festival 2017, sampai Asean International Film Festival and Award 2017.
Film Turah juga masuk dalam ajang Geber Awards dan Netpac Awards pada 2016. Di tahun 2019, film ini juga diputar di ACMI Cinema Federation Square Melbourne. Australia. Film Turah juga mewakili Indonesia dalam ajang Academy Awards ke 90.