Tempat berkumpul para Filmmaker. Berbagi Ilmu, Cerita dan Berita

Review Film Lasagna, Pemaknaan Hidup

Film pendek Lasagna disutradarai oleh Adi Victory dan diproduseri oleh Daniel Victory. Dibintangi oleh Vonny Anggraini, Yayu Unru, Teuku Rifnu Wikana. Film ini menyampaikan emosi dan pernyataan politik lewat makanan lasagna.

Mirna (Vonny Anggraini) yang sedang memasak lasagna sebagai adegan pembuka. Melalui cara bagaimana ia memasak, tersirat bahwa lasagna bukanlah sekadar makanan biasa. Seakan terdapat sebuah kisah dibalik makanan itu yang tidak bisa dilepaskan Mirna dari makanan khas Italia itu. Melalui adegan perjalanan laut dengan sebuah perahu yang membawa Mirna menemui suaminya, Rudi Fernando Simbolon (Yayu Unru), latar belakang Mirna mulai diungkap.

Di perahu yang ditumpanginya, Mirna bertemu dengan turis asal Italia. Kemudian Mirna bercerita bagaimana ia bertemu dengan kekasih hatinya dan menjadikan lasagna sebagai makanan favorit. Meski berusaha menyampaikan betapa indah kisah cinta miliknya, Mirna tidak bisa menyembunyikan rasa kesengsaraan di wajahnya. Perjalanan laut yang harus ditempuh untuk menemui suaminya adalah penanda bahwa Mirna tak akan lagi tinggal bersama dengan kekasih hatinya. Rudi harus menghabiskan masa hidupnya hingga akhir hayat di penjara yang memiliki pengamanan sangat ketat dan sedang menunggu eksekusi hukuman mati.

Mirna dan Rudi punya cara masing-masing untuk menghibur diri. Mirna memiliki cara dengan selalu mengingat memorinya untuk memutar ulang kenangan indah bersama Rudi. Sedangkan Rudi memiliki cara dengan melampiaskan rasa rindunya pada Mirna dengan membuat bait puisi.

Rudi terlihat berusaha tegar dalam menjalani hukuman, sikap Mirna yang tidak berhenti merasa kasihan melihat keadaan Rudi, mampu menggiring perasaan penontonnya menjadi sesak. Terlebih, ucapan Mirna yang cukup mengejutkan ketika Rudi meminta untuk dikunjungi sekali lagi sebelum eksekusi mati. “Bahkan kau dihukum untuk perbuatan yang tidak kau lakukan”.

Perasaan sesak dan marah bercampur ketika melihat ketidakadilan hidup yang mereka terima. Namun, dialah korbannya. Melayangkan protes pada pemerintah tidak akan berarti apa-apa. Hidup Mirna dan Rudi tidak dihadapkan pada pilihan apapun. Rudi memang tidak punya cara untuk menghindari kematian, tapi dia tidak kehabisan akal untuk merayakannya. Pada kunjungan terakhirnya, Rudi meminta Mirna untuk membawakan makanan khas Italia yaitu lasagna.

Di pertemuan terakhirnya itu, Rudi dan Mirna saling menatap dengan lekat. Meski tidak banyak kata yang diucap, perasaan cinta mereka sangat terlihat begitu mendalam. “Terima kasih sudah membawakan lasagna untuk terakhir kalinya,” ucap Rudi. Sebelum mengakhiri pertemuannya, Mirna mengungkapkan perasaannya pada Rudi, bahwa membiarkan Rudi dibunuh bagaikan rusa adalah hal yang sulit. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang rela hidupnya dirampas begitu saja. Terlebih, jika harus menanggung beban kesalahan atas perbuatan yang tak pernah dilakukan.

Dengan durasi yang pendek, keutuhan cerita Lasagna sangatlah bagus dan dapat diresapi maknanya. Menampilkan kisah masa lalu melalui percakapan pendek dengan orang asing sungguh di luar dugaan. Film ini memang tidak menghadirkan banyak dialog. Sinematografinya yang juga begitu sederhana, namun tetap membangkitkan emosi. Sebuah kisah yang menarik untuk mengajak penonton mensyukuri kebebasan sekaligus merasakan derita di dalam sel penjara.

Untuk membedah film ini, akan ada webinar nobar dan bedah film Lasagna yang akan digelar oleh Filmmaker Indonesia pada tanggal 12 November 2021. Kamu bisa mendalami film ini dari webinar, selain itu kamu juga akan mendapatkan sertifikat jika mengikuti webinar ini. Penasaran? Yuk ikut bergabung dalam seminar Nobar & Bedah Film Lasagna.

Kamu bisa mendaftarnya melalui link dibawah ini

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfjRgcq5rslKziT8mSGd2-afqCrCluefDNv47pj3OCs_ZkmMw/viewform

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts