Penggarapan film Indonesia menjadi sangat luas seiring waktu berjalan, makin lama film Indonesia mengalami perkembangan dengan cerita segar yang dibawanya. Bukan hanya soal cerita, namun film tersebut juga memiliki nilai dan ciri kekhasan tersendiri.
Ternyata film Indonesia tidak semuanya memakai bahasa Indonesia loh! Namun ada yang menggunakan bahasa dari luar Negeri atau bahasa daerah Indonesia itu sendiri. Berikut adalaha rekomendasi film Indonesia yang ternyata tidak menggunakan bahasa Indonesia :
1. The Right One (2014)
Film karya sutradara Stephen Odang ini dirilis pada tahun 2014. Film The Right One menceritakan tentang Jack Chang (Gandhi Fenando), seorang pegawai bank, merasa terjebak dengan pekerjaan yang menurutnya membosankan. Sedangkan Alice Baso (Tara Basro), ahli biologi laut yang lebih sering bekerja di Kantor, padahal dia lebih menginginkan terjun ke lapangan. Takdir mempertemukan mereka di sebuah bar.
Percakapan dan koneksi keduanya langsung terjalin sehingga mereka memutuskan untuk menghabiskan hari dengan pergi ke tempat-tempat berbeda di Bali dan berbincang tentang kehidupan, cinta, dan rasa frustasi dari dunia pasca-kuliah mereka.
Selama percakapan, diperlihatkan serangkaian sorot balik. Jack and Alice selalu berada di waktu dan posisi yang sama saat berlangsung peristiwa penting dan dramatis dalam hidup mereka. Tetapi, mereka tidak pernah menyadari keberadaan mereka satu sama lain.
Film ini menggunakan nyaris semua dialognya menggunakan bahasa Inggris dengan romansa barat namun tetap ada nuansa Indonesia dalam kisah cinta mereka. Film ini juga dilengkapi subtitle Indonesia agar penonton Indonesia yang ingin menyaksikan film ini, tetap bisa menikmatinya.
2. Java Heat (2013)
Film Java Heat menggunakan bahasa Inggris hampir diseluruh percakapan di dalam film. Membahas tentang Jake Travers (Kellan Lutz) yang dalam keadaan diborgol di ruang interogasi kepolisian, ia mengaku sebagai asisten guru asing yang baru saja selamat dari ledakan bom. Tapi Hashim (Ario Bayu), seorang detektif dari kesatuan Densus 88, mencurigai Jake.
Jake adalah salah satu saksi kunci di mana Sultana (Atiqah Hasiholan) seorang putri keraton yang cantik tewas terbunuh dalam sebuah pesta amal. Kejadian-kejadian mengejutkan selalu mengikuti ke mana Jake dan Hashim melakukan penyelidikan, dan membuat Hashim semakin menaruh kecurigaan terhadap Jake.
Ketika mobil polisi yang ditumpangi Jake dan Hashim diserang komplotan teroris, Jake menyelamatkan nyawa Hashim. Saat itu Jake menunjukkan kemampuan memegang senjata yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang yang berprofesi sebagai asisten guru. Dengan diliputi keraguan, Jake dan Hashim terpaksa bekerjasama dan perlahan misteri di hadapan mereka mulai tersibak.
Sementara itu, istri dan anak-anak Hashim diculik. Kejadian demi kejadian penuh ketegangan dan aksi memperkuat kerjasama Jake dan Hashim untuk membongkar apa yang terjadi.
3. Foxtrot Six (2019)
Film Foxtrot Six termasuk sebuah film laga yang cukup keren yang terdapat banyak aktor-aktor keren Indonesia, film ini udah nyaris mirip film garapan Hollywood karena memakai full bahasa Inggris dari awal sampe akhir film. Selain itu, film ini diproduseri oleh Mario Kassar, produser Terminator 2: Judgement Day (1991) dan Rambo (1982).
Film ini menceritakan tentang masa depan yang memiliki perubahan iklim global telah membuat ekonomi dunia kacau. Hampir seluruh negara di Bumi mengalami kekacauan, tidak hanya negara-negara Eropa dan Amerika, Indonesia pun terkena imbasnya. Kekacauan ekonomi tersebut membuat bahan pangan semakin susah didapatkan karena harga yang tinggi dan makanan dianggap sebagai komoditas yang sangat berharga.
Krisis ini membangkitkan kriminalitas dan gerakan pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Barona (Willem Beversdari golongan rakyat kecil. Parlemen dan Presiden Indonesia ada dalam cengkeraman partai politik korup dan jahat bernama Piranas yang membuat keadaan makin tidak terkendali.
Seorang eks pasukan komando marinir bernama Angga Saputra (Oka Antara) yang juga menjadi anggota parlemen di Piranas ditugaskan untuk menjaga moral dan kepatuhan rakyat Indonesia. Karena pengalaman militernya, Angga ditugaskan Piranas untuk menyusup ke kelompok pemberontak bawah tanah yang menjuluki diri mereka sebagai Reform.
Angga akhirnya mengetahui bahwa Piranas telah membohongi dan memanipulasi rakyat lewat cara-cara kotor, mengekspor bahan makanan ke luar negeri demi keuntungan sepihak dan mengorbankan kesejahteraan rakyat. Angga mengumpulkan empat mantan rekan tim komando lamanya yaitu Oggi (Verdi Solaiman), Bara (Rio Dewanto), Ethan (Mike Lewis), Tino (Arifin Putra), dan seorang pemburu misterius bernama Spec (Chicco Jerikho). Mereka berenam bekerja sama untuk membongkar rencana jahat kelompok Piranas yang berusaha mengendalikan rakyat Indonesia dengan kemiskinan dan kelaparan.
4. Yowis Ben 1 & 2 (2018)
Film Yowis Ben 1 dan Yowis Ben 2 (2019) tampil dengan kearifan lokal, film ini menggunakan bahasa daerah Jawa dan Sunda dalam setiap dialog yang ada di film.
Film ini menceritakan tentang Bayu (Bayu Skak) yang menyukai Susan (Cut Meyriska), namun ia merasa minder dengan keadaan dirinya yang pas-pasan. Bayu memutuskan memendam perasaan itu, tetapi sejak Susan mengirimkan ke ponsel Bayu, membuatnya Bayu mengira Susan memberi isyarat agar didekati.
Ternyata Susan hanya memanfaatkan Bayu untuk membantunya mensuplai pecel untuk konsumsi teman-teman OSIS. Bayu bertekad mengubah dirinya menjadi lebih populer dari Roy (Indra Widjaya), pacar Susan, yang dikenal piawai sebagai gitaris band sekolah mereka,
Bayu berinisiatif membentuk band bersama Doni (Joshua Suherman), Yayan (Tutus Thomson), dan Nando (Brandon Salim). Mereka sepakat menamakan band mereka YOWIS BEN.
Namun rupanya langkah Bayu dan teman-temannya tidak mudah. Dalam masa-masa YOWIS BEN tumbuh di dunia musik kota Malang, perlahan tapi pasti celah perpecahan antar personil YOWIS BEN mulai tampak.
Film ini cukup berhasil dengan tantang yang tidak semua orang dapat mengerti penggunaan dan arti dari setiap kata dari bahasa Jawa. Namun film ini dilengkapi dengan subtitle agar semua orang Indonesia dapat menikmatinya.
5. Turah (2016)
Walaupun dirasa kurang dikenal, film Turah garapan Wicaksono Wisnu Legowo ini ternyata banyak mendapatkan penghargaan di luar negeri. Film ini begitu diapresiasi sebagai salah satu film Indonesia terbaik.
Tidak hanya di luar negeri, film ini juga masuk masuk dalam beberapa nominasi film bergengsi. Padahal, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Tegal, bahasa ngapak ini justru bawa nama Indonesia harum kancah dunia.
Film ini menceritakan kerasnya persaingan hidup menyisakan orang-orang kalah di Kampung Tirang. Mereka dijangkiti pesimisme dan diliputi perasaan takut. Terutama kepada Darso (Yono Daryono) juragan kaya yang telah memberi mereka ‘kehidupan’. Pakel, sarjana penjilat di lingkaran Darso dengan pintar membuat kampung makin bermental kerdil. Situasi tersebut memudahkannya untuk terus mengeruk keuntungan.
Setitik optimisme dan harapan untuk lepas dari kehidupan tanpa daya hadir pada diri Turah (Ubaidillah) dan Jadag (Slamet Ambari). Peristiwa-peristiwa terjadi, mendorong Turah dan Jadag untuk melawan rasa takut yang sudah akut dan meloloskan diri dari narasi penuh kelicikan. Ini adalah usaha sekuat daya dari mereka, orang-orang di Kampung Tirang, agar mereka tidak lagi menjadi manusia kalah, manusia sisa-sisa.