Tempat berkumpul para Filmmaker. Berbagi Ilmu, Cerita dan Berita

Rekomendasi Film Indonesia Tentang Perjuangan Tanah Air

Negara Kenegaraan Republik Indonesia telah merdeka selama 73 tahun. Untuk menghormati jasa para pahlawan dan mengingat Indonesia telah merdeka, dilakukan upacara bendera di setiap sekolah dan pegawai negeri yang bekerja di bagian pemerintahan dan wajib untuk diikuti oleh semua siswa atau anggotanya.

Selain dari cara itu, ada satu hal lagi yang bisa kamu lakukan untuk mengingat Indonesia merdeka dan bahkan kamu bisa memahami sejarah bagaimana negeri ini bisa merdeka dengan nonton film Indonesia yang bertemakan perjuangan. Kita sebagai warga negara Indonesia wajib untuk mengetahui cerita sejarah pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Jangan sekali-sekali lupain sejarah.

Film-film Indonesia dengan tema perjuangan ini selain bisa ngisi waktu luang kamu. Bisa meningkatkan rasa nasionalisme dengan menonton film-film ini. Siapa tahu setelah nonton beberapa film Indonesia ini, rasa cinta dan peduli kamu terhadap Tanah Air semakin besar dan membara.

Berikut ini rekomendasi film Indonesia yang menceritakan perjuangan dalam menggapai kemerdekaan Indonesia. Yuk simak bersama!

  1. Merah Putih (2009)

Film ini dibintangi oleh Darius Sinathrya (Marius), Donny Alamsyah (Tomas), Teuku Rifnu Wikana (Dayan), Zumi Zola (Soerono), dan Lukman Sardi (Amir). Film ini merupakan drama fiksi historis Indonesia yang berkisah tentang perjuangan melawan Belanda pada 1947. Film ini pun telah memiliki triloginya yang bertajuk Trilogi Merdeka. Ketiga filmnya disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn.

Film ini mengisahkan para pemuda dari berbagai latar suku yang berjuang mempertahankan kemerdekaan melalui perang gerilya. Hal ini terjadi karena kekhawatiran jika Belanda akan kembali menguasai daerah-daerah di Indonesia bersama para sekutunya.

2. Darah Garuda (2010)

Sekuel film Darah Garuda yang merupakan angsuran kedua dari Trilogi Merdeka ini dirilis tepat setahun setelah Merah Putih. Mengisahkan tentang kelanjutan perjuangan empat pemuda, Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu), dan Marius (Darius Sinathrya) di Jawa Tengah. Mereka bertemu dengan beberapa kelompok gerilyawan dan saling mencurigai karena berbeda pendapat. Konflik makin rumit karena ada pengkhianat di antara mereka. Kali ini medan pertempuran bergeser dari Jawa Tengah ke Jawa Barat.

3. Hati Merdeka (2011)

Dalam angsuran pada film ketiga ini, keempat sekawan mulai terpisah. Amir mulai ragu untuk terus berjuang dan berniat mengundurkan diri dari angkatan darat setelah mengalami pergolakan batin. Dayan, Tomas, dan Marius serta Senja menuju Bali, ke kampung halaman Dayan, untuk membantu warga Bali mempertahankan wilayahnya dari KNIL.

Dayan kehilangan kemampuan suaranya pada film sebelumnya karena lidahnya dipotong saat tertawa. Marius masih suka ceroboh, dan Tomas terbelenggu nafsunya untuk membalas dendam. Apalagi ketika melihat komandan musuh adalah orang yang sama menghabisi keluarganya di Manado.

4. Soekarno (2013)

Film Soekarno: Indonesia Merdeka disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Dibintangi oleh Ario Bayu sebagai Soekorno, film ini mengisahkan perjuangan Soekarno dari kecil saat bernama Kusno, hingga dia tumbuh menjadi pemuda yang geram melihat nasib bangsanya. Keberanian Soekarno pun enggak pernak pada.

Banyak sekali pidato-pidatonya yang membuat gemar. Salah satunya, saat dia menggelorakan semangat pemuda dengan pidato berjudul “Indonesia Menggugat”. Gara-gara pidatonya tersebut, dia pun diasingkan ke Ende dan Bengkulu. Meski begitu, Soekarno enggak patah semangat meskipun berbeda pendapat dengan tokoh pemuda lainnya dan dicemooh gagasannya. Hingga suatu saat, dia akhirnya berhasil mewujudkan cita-citanya dan Indonesia pun merdeka. Film Soekarno berhasil meraih tiga penghargaan di ajang Festival Film Bandung 2014 dan empat penghargaan di Festival Film Indonesia 2014.

5. Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015)

Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho ini menceritakan saat Indonesia lepas dari era tanam paksa pada 1980-an. Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang diperankan aktor Reza Rahadian berjuang membangun organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama dan terbesar kala itu. Dia berjuang menyamakan hak dan martabat bumiputera di awal 1900an yang terjajah oleh kolonial.

Saat itu, rakyat belum banyak yang bisa merasakan bangku pendidikan. Kemiskinan di mana-mana. Kesenjangan sosial antar etnis dan kasta tampak begitu jelas. Perjuangan HOS Tjokroaminoto lewat organisasi Sarekat Islam adalah untuk memberikan penyadaran pada masyarakat dan mengangkat harkat dan martabat secara bersamaan. Meskipun saat itu tengah terancam oleh perpecahan di dalam organisasi tersebut.

6. Jenderal Soedirman (2015)

Film ini disutradarai oleh Viva Westi ini menampilkan Adipati Dolken yang berperan sebagai karakter utama, Jenderal Soedirman. Filmnya mengisahkan saat Jenderal Soedirman merancang dan melakukan serangan gerilya terhadap Belanda. Perjuangan tersebut terus dia lakukan meskipun beliau sedang sakit paru-paru dan ditandu.

Saat Belanda telah menyatakan Indonesia udah enggak ada. Dari kedalaman hutan, Jenderal Soedirman menyiarkan bahwa Republik Indonesia masih ada, kokoh berdiri bersama Tentara Nasionalnya yang kuat. Soedirman akhrinya membuat Jawa menjadi medan perang gerilya yang luas dan membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu. Jenderal Soedirman melakukan pengambilan gambar di empat kota di Pulau Jawa, yaitu Yogyakarta, Bandung, Magelang, dan Wonosari.

7. Kartini (2017)

Sama seperti Soekarno, film ini kembali digarap oleh Hanung Bramantyo. Bercerita tentang perjuangan Kartini sebagai salah satu pejuang cewek di Indonesia yang melawan ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki. Kartini (Dian Sastrowardoyo) tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri.

Hal itu terjadi dikarenakan ibunya enggak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat enggak berdaya melawan tradisi yang udah turun temurun. Makanya, sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini pun berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang, baik cowok ataupun cewek, ningrat ataupun bukan. Terutama hak pendidikan untuk cewek. Dia berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts